Wednesday, December 10, 2008

Melangkah Serempak untuk Lingkungan

(Kunjungan ke Banjarsari PKK RT 02/013 Cisalak Depok)

Sungguh mengembirakan melihat antusiasme ibu-ibu PKK RT 02/013 untuk ikut mengunjungi desa Banjarsari guna mempelajari pengelolaan sampah serta penghijauan saat ibu ketua PKK menawarkan program tersebut. Hampir 85 % menyatakan untuk ikut serta. Peserta hanya dikenakan biaya kunjungan sebesar 50 % saja, sisa biaya disubsidi dari uang kas PKK.

Kunjungan ini merupakan langkah lanjutan dari program sebelumnya yaitu penanaman minimal 5 macam toga di luar halaman masing-masing rumah yang dicanangkan pada tahun 2007. Pemutaran VCD “Pengolahan sampah di Karinda” juga dilakukan saat arisan ibu-ibu PKK sebelum kunjungan ke desa banjarsari dilakukan.
Kami yakin dengan serempaknya ibu-ibu PKK mengunjungi Banjarsari, merupakan langkah maju menuju terbangunnya kesadaran akan peduli dan cinta lingkungan. Langkah yang baik ini juga mendapat sambutan yang baik oleh ketua RT yang baru terpilih dibulan Agustus ini. Kami yakin dengan lingkungan yang tertata baik maka lingkungan akan menjadi asri dan warga akan lebih sehat.

Desa banjarsari terletak ditengah-tengah kota dengan pemukiman yang cukup padat. Cukup menakjubkan melihat pemukiman yang hijau dan asri. Disetiap rumah terlihat tanaman yang ditanam di tanah maupun di pot, baik diletakkan di rak, di tempel dan di gantung.
Kami disambut dengan hangat oleh ibu Harini Bambang dan team, serta minuman dan snak pagi ikut dihidangkan. Acara dimulai dengan kata-kata yang menggugah dari bu Harini bambang mengenai permasalahan sampah, serta foto-foto mengenai sampah ikut mengetuk nurani, dan merasa prihatin atas permasalahan sampah dikota besar ini.

Acara selanjutnya adalah membuat kompos dari sampah dapur dan pekarangan baik secara alami maupun mengggunakan activator dalam pot, yang selanjutnya juga dapat diterapkan dalam skala besar. Ternyata sangat mudah membuat kompos sendiri dan hasilnya tanaman dapat langsung ditanam dalam pot tersebut.

Acara dilanjutkan dengan daur ulang kertas yang didemokan oleh Mas Iwan. Sisa kertas dipilah menurut bahan dan warna yang kemudian di buat menjadi bubur kertas dan di cetak menggunakan screen. Modifikasi juga dapat dilakukan menggunakan serat, daun dan warna yang bervariasi untuk mempercantik kertas. Dengan menggunakan kertas hasil daur ulang, dapat di bentuk kertas untuk melukis, kertas undangan, map, frame dll.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12.00 dan kami istirahat sholat serta makan siang.

Acara dilanjutkan mengenai manfaat TOGA yang dibawakan oleh Ibu Siska. Ibu siska menjelaskan beberapa manfaat tanaman obat untuk penyakit yang banyak diderita oleh keluarga seperti kanker, asam urat, diabetes, bisul, radang tenggorokan/batuk dll. Suasana menjadi meriah saat ibu Siska mengenalkan rumput shawat, rumput yang ternyata banyak tumbuh di pinggir selokan, atau menjadi gulma bagi tanaman. Saat penjelasan mengenai toga selesai, ibu-ibu PKK beramai-ramai membeli bibit TOGA, dan bahkan beberapa tanaman menjadi rebutan karena jumlah tanaman tsb tinggal sedikit.

Penutup acara adalah jalan-jalan ke kebun di atas atap rumah oma Nina pemilik “House of Donna Carmen”. Oma Nina memberikan 2 pot Sansievera bintang sebagai hadiah untuk kelompok kami. Dan Oma mengacungan jempol saat tahu bahwa kami semua berasal dari RT yang sama, yang berarti kami semua serempak ingin memperbaiki lingkungan.

Thursday, December 04, 2008

PEMBUATAN KOMPOS

Mengapa orang enggan atau menolak membuat kompos ?
dari hasil survei oleh BPPT terhadap masyarakat DKI Jakarta, kendala sulitnya mengajak orang mengelola sampah organiknya sendiri antara lain :

  • belum memiliki kesadaran bahwa sampah yang dihasilkannya sendiri adalah tanggung jawabnya;
  • merasa sampahnya tidak menjadi ancaman langsung bagi dirinya dan keluarganya’
    terbiasa dengan kondisi lingkungan yang kurang bersih;
  • urusan sampah belum menjadi prioritas utama;
  • kurang informasi dan kesadaran mengenai hukum tentang pengelolaan samaph;
  • kurang mendapat pendidikan tentang pengelolaan sampah;

sehingga agar orang mau mengikuti ajakan kita, harus diyakinkan bahwa membuat kompos itu :

  • mudah, paktis ;
  • tidak ada bau busuk, tidak ada lalat,
  • tidak memerlukan banyak waktu, tenaga, biaya’
  • tidak memerlukan lahan luas;
  • tidak selalu harus dihubungkan dengan "tidak suka berkebun, tidak punya halaman untuk bertanam";
  • asyik, mengamati sampah yang berubah bentuk menjadi butiran seperti tanah;
  • Salah satu bentuk ibadah.

untuk mencapai keberhasilan dalam memotivasi orang mengelola sampah organiknya (membuat kompos), perlu :

  1. Panutan dan keteladanan dari para pimpinan wilayah (ketua RT/RW/Camat/Lurah) dan tokoh masyarakat serta pemuka agama, dengan membuat kompos di rumah masing-masing.
  2. Pendampingan oleh kader sebagai motivator agar kegiatan berkelanjutan.
  3. Dukungan dan apresiasi dari instansi terkait yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah, kebersihan dan keindahan lingkungan serta kesehatan lingkungan.
  4. Kampanye yang terus menerus.

Berikut ini adalah artikel yang diambil dari brosur saat pelatihan di Kebun Karinda.

PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH DAPUR & HALAMAN
sampah di perumahan dapat dikelompokkan menjadi sampah rumah tanggan dan sampah yang terserak di jalan-jalan. Daun-daun yang luruh dari pohon pelindung, jika setiap hari tidak disapu tentu mengotori jalan. Langkah pertama sebelum mengolah sampah adalah memilah sampah organik (sisa makanan, sayuran, kulit buah-buahn, daun, dll) dan anorganik (seperti kertas plastik, kaca, logam, dll) mengubah sampah organik menjadi kompos adalah salah satu cara megnatasi masalah sampah diperumahan.

Bagaimana kompos terjadi

  • sampah organik secara alami akan mengalami peruraian oleh ratusan jenis mikroba (bakteri, jamur, ragi) dan berbagai jenis binatang kecil yang hidup di tanah.
  • Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu yaitu : Suhu, kelembaban dan oksigen.
  • makin sesuai kondisinya makin cepat pembentukan kompos dalam waktu sekitar 6 minggu sudah matang.
  • Apabila sampah ditimbun saja akan terjadi pembusukan

Proses Pengomposan

  • di tempat pengomposan, mula-mula sejumlah besar bakteri akan mengunyah serpihan sampah.
  • kemudian jamur dan protozoa (jasad renik bersel satu) akan menyerbu, terlihat adanya lapisan putih di permukaan kompos. Ini adalah jamur dan actinomycetes
  • Selanjutnya kompos dapat dijadikan tempat berkembangnya serangga dan cacing karena banyak sumber makanannya

Bahan organik + oksigen à kompos + gas CO2 + air (H2O) + Panas

  • Pada pembuatan kompos satu adonan sekaligus minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja sehingga suhu mencapai 60-70 derajat Celcius. (Pada suhu sekitar 65 derajat Celsius selama 3-4 hari, bakteri patogen seperti tifus akan mati. Begitu pula biji gulma yang terbawa dalam potongan rumput)
  • Minggu ke -3 dan ke-4 suhu mulai turun menjadi sekitar 40 derajat Celsius.
  • Minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal seperti suhu tanah yaitu 30-32 derajat Celsius kompos sudah jadi.

Bahan baku kompos

  • Bahan yang kaya karbon (C) menjadi sumber energi makanan untuk mikroba. Tanda bahan ini adalah kering, kasar atau berserat, berwarna coklat (sampah coklat)
  • Sedangkan Nitrogen (N) diperlukan untuk tumbuh dan berkembang biak, umumnya berwarna hijau, mengandung air (sampah hijau).


Sampah coklat
(Karbon tinggi)
Daun kering
Rumput kering
Serbuk gergaji serutan kayu
Sekam padi
Kertas
Kulit jagung
Jerami
Tangkai sayuran


Sampah hijau
(Nitrogen tinggi)
Sayuran
Buah-buahan
Potongan rumput
Daun segar
Sampah dapur
Bubuk the dan kopi
Kulit telur
Pupuk kandang (mis: Ayam, itik, sapi, kambing)

Perbandingan C dan N

  • perbandingan sampah coklat dan sampah hijau dapat bervariasi tergantung bahan yang tersedia.
  • perbandingan yang tepat, mempengaruhi kecepatan pengomposan
  • dapat digunakan perbandingan sampah coklat 1 bagian, sampah hijau 2 bagian
  • jika terlalu banyak bahan hijau akan keluar air, becek dan berbau. terlalu banyak bahan coklat, pengomposan memakan waktu sangat lama.

Bahan yang sebaiknya tidak dibuat kompos

  • sampah dapur berupa daging, ikan, kulit udang, tulang, susu, keju, lemak atau minyak, karena mengundang serangga seperti lalat sehingga pada proses pengomposan timbul belatung. Sampah ini juga mengundang anjing dan kucing untuk mengaisnya
  • Kotoran anjing dan kucing, kemungkinan membawa penyakit
  • tanaman yang berhama atau gulma, karena hama atau bijinya masih terkandung dalam kompos.

Kelembaban

  • Air sangat diperlukan bagi kehidupan mikroba yang bekerja dalam proses pengomposan
  • terlalu banyak air akan mematikan mikroba aerob, sehingga yang bekerja adalah mikroba anaerob, terjadi proses pembusukan. maka tempat pengomposan sebaiknya tidak langsung terkena air hujan.
  • terlalu kering akan menimbulkan dehidrasi bagi mikroba, pengomposan akan berjalan sangat lambat
  • kelembaban yang optimal adalah sekitar 50-60% yaitu bahan kompos terasa basah seperti busa spon yang habis diperas tetapi airnya tidak sampai menetes.
  • jika tumpukan kompos terlihat kering karena airnya menguap, perlu diperciki air lagi.

Oksigen

  • Mikroba pembuat kompos perlu udara segar (oksigen) untuk tumbuh dan berkembang biak (mikroba aerob)
  • Jika udara habis, mikroba anaerob akan mengambil alih. Mereka menguraikan secara lebih lambat, menghasilkan gas metan yang beracun dan gas yang berbau seperti telur busuk. keluar air lindi yang hitam dan berbau busuk.
  • Pada lapisan sampah yang baru, masih terkandung cukup. Tetapi kalau mikroba sudah mulai tumbuh dan kompos sudah mulai terbentuk, mikroba ini memerlukan banyak oksigen sehingg perlu sering diaduk atau dibalik untuk memasukkan udara segar.

Cara Pengomposan Sampah Dapur.

Wadah pengomposan

  • Drum plastik, bagian dasarnya dilubangi 5 buah. Diletakkan diatas bata agar aliran udara bisa masuk. Diberi tutup dari bantalan sabut/ sekam (dari jaring plastik) untuk menjaga kelembaban dan suhu pengomposan
  • Gentong/tempayan dari tanah liat ukuran 50-100L bagian dasarnya dilubangi 5 buah. diberi tutup bantalan sabut/sekam
  • Keranjang tempat cucian (laundry basket), bagian dasarnya dilubangi 6 buah, diberi alas bantalan sabut/sekam. Didalamnya diberi lapisan kardus.
  • Keuntungan tempat atau wadah pengomposan yang berukuran 200L atau lebih adalah dapat menyimpan panas sehingga suhu pengomposan dapat mencapai optimal
  • Jika wadah pengomposan kurang dari 50L suhu hanya mencapai 40o C sehingga hasil kompos masih mengandung biji gulma atau biji buah-buahan yang dapat tumbuh jika kompos digunakan.
  • Wadah pengomposan sebaiknya tidak kena air hujan

Pelaksanaan Pengomposan
A.Pemilahan sampah

  • Sampah organik yang berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran dicacah 2×2 cm
  • sisa sayur yang mengandung santan dibilas dulu ditiriskan. Tulang daging, lemak, minyak disisihkan karena menggangu proses pengomposan

B. Pencampuran

  • Wadah pengomposan diisi dulu dengan kompos lama 1/3 wadah
  • masukkan sampah dapur setiap hari, diaduk sampai tertutup kompos lama
    jika terlalu basah ditambah sampah coklat, misalnya serbuk kayu gergajian atau sekam
  • proses pengomposan berjalan timbul panas
  • setelah wadah penuh, 1/3 bagian bawah bisa digunakan sebagai kompos 2/3 bagian atas dilanjutkan prosesnya sebagai biang.


Cara Pengomposan sampah halaman
Wadah pengomposan

  • Dapat dibuat diatas tanah, memakai batu bata atau paving block, papan atau bambu, dipasang berselang seling agar aliran udara bisa masuk. ukurannya kira-kira 80×80cm, tinggi 1 meter atau lebih tergantung jumlah bahan
  • Adonan kompos ditimbun di dalamnya dan ditutup dengan kain terpal, karung goni atau sabut kelapa yang dimasukkan dalam kantung dari jaring plastik.
  • Wadah atau tempat pengomposan sebaiknya tidak terkena air hujan, diletakkan di tempat rindang.


Proses Pengomposan
a. Pemilahan Sampah

  • sampah organik (daun, rumput) dipilah dari sampah anorganik (misal sampah plastik)
  • jika daun-daun terlalu lebar, dicacah sehingga menjadi potongan kecil (sekitar 3×3cm) untuk memudahkan mikroba memakannya, makin kecil ukuran sampah, makin cepat menjadi kompos


b. Pencampuran

  • campur 1 bagian sampah coklat dengan 2 bagian sampah hijau. Tambahkan 1 bagian kompos matang, campur. Jika sampah hijau kurang dapat ditambah kotoran ternak (ayam, sapi atau kambing)
  • Disiram air sampai lembab
  • masukkan ke dalam wadah pengomposan
  • Proses pengomposan berjalan, jika hari kedua adonan kompos menjadi panas

C. Pembalikan

  • untuk mengendalikan ketersediaan udara segar (oksigen) dan suhu dilakukan pembalikan setiap 7 hari sekali
  • jika adonan kompos kering perlu diperciki air


D. Pematangan

  • setelah prose pengomposan berjalan 4 minggu, suhu menurun mendekati suhu tanah. Pembalikan tetap dilakukan selama 2 minggu
  • Tanda-tanda kompos yang sudah matang antara lain :
  1. tidak terlihat bahan aslinya (daun) tetapi menjadi butiran seperti tanah
  2. tidak berbau sampah atau busuk, tetapi berbau tanah
  3. warna kehitaman atau coklat kehitaman
  4. suhu sama dengan suhu tanah

e. Pengayakan

  • kompos yang sudah matang diayak untuk memisahkan dari bahan-bahan yang kasar, misalnya ranting, potongan daun, biji-bijian atau kulit buah yang belum menjadi kompos karena terlalu besar atau keras.
  • Kompos kasar yang tertinggal diayakan dapat digunakan sebagai "biang" karena mengandung mikroba pengurai sampah, dapat dicampurkan ke dalam tempat pengomposan yang baru

F. Pengemasan

  • Kompos yang siap pakai dimasukkan ke dalam kantung-kantung plastik kedap air agar kelembaban terjaga
  • kompos yang terlalu basah perlu diangin-anginkan terlebih dahulu ditempat teduh

Pemeriksaan Mutu Kompos
kompos yang baik :

  1. tidak berbau busuk tetapi berbau tanah
  2. warna kehitaman atau coklat kehitaman, berbentuk butiran seperti tanah
  3. suhu sama dengan suhu tanah
  4. jika dimasukkan kedalam air seluruhnya tenggelam dan warna air keruh tetapi bening. Jika sebagian besar mengambang, berarti ada bahan yang belum menjadi kompos (dari pembusukan atau pembakaran sampah). Jika airnya keruh berarti mengandung air lindih dari pembusukan sampah
  5. jika digunakan untuk pupuk tidak tumbuh tanaman yang tidak dikehendaki (gulma)

Mempercepat pengomposan

  • memperkecil ukuran bahan, sampah dicacah dengan golok atau mesin pencacah
  • menambah activator, yaitu campuran mikroba yang dapat dibeli di toko pertanian yaitu bioaktivator atau effective microorganism (EM) dengan berbagai merk. Mikroba ini sifatnya baik karena membantu kita membunuh bakteri patogen.

SAATNYA UNTUK PEDULI (Kunjungan ke Kebun Karinda )

Amat memprihatinkan, lingkungan tempat tinggal kita saat ini menghadapi masalah sampah yang tak kunjung selesai. Tumpukan sampah yang tidak sedap dipandang mata ditambah aroma yang tidak sedap, merusak kesehatan dan merusak kelestarian lingkungan. Ironisnya berton-ton sampah yang diangkut ke TPA setiap harinya, lebih dari 50% adalah sampah rumah tangga.

Kita semua adalah produsen sampah, oleh karena itu sudah saatnya kita peduli dan aktif. Peran serta kita tidak hanya membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah tetapi membantu kita untuk hidup lebih sehat serta memberikan hasil berupa kompos yang dapat digunakan untuk menghijaukan lingkungan atau dapat dijual hingga menghasilkan uang.

Proses pengomposan yang baik dan benar adalah melalui proses fermentasi, bukan pembusukan. Sehingga tidak akan tercium bau busuk dan tidak diganggu oleh lalat.
Didasari juga oleh keprihatinan terhadap TPS diperumahan kami yang menimbulkan bau tidak sedap karena tidak di kelola dengan baik serta setiap hari, timbunan sampah di TPS tersebut dibakar sehingga menimbulkan asap yang juga mengganggu kesehatan. Padahal tepat disebelah TPS tersebut tersedia lapangan bulu tangkis, posyandu serta tempat bermain anak-anak.

Atas keprihatinan tersebut, Kami mencoba mencari tahu bagaimana cara mengelola sampah dengan baik dan benar dan kami tertarik oleh pelatihan yang ditawarkan oleh kebun Karinda dengan bapak Djamludin Suryohadikusumo sebagai pendirinya.
Kebun Karinda sebagai sarana penyuluhan dan pelatihan pengomposan tidak henti-hentinya melakukan kampanye, memotivasi orang untuk mengubah pola pikir selama ini tentang sampah. Sampah organik yang merupakan hasil kegiatan setiap orang dalam memenuhi kebutuhan pangan, yang dianggap sementara orang benda yang sudah tidak berguna, bisa dan wajib didaur ulang, diproses menjadi kompos.

Kami mengikuti sesi pelatihan pembuatan kompos yang diadakan oleh Kebun Karinda pada tanggal 31 Mei 2008 yang dimulai pada pukul 8 pagi
Saat memasuki pintu gerbang perumahan Karinda, kesan pertama kami adalah perumahan yang amat asri dan indah. Dikanan kiri jalan tumbuh beranekea ragam tanaman dan bunga berwarna-warni.

Kebun Karinda sendiri menempati lahan kurang lebih 300m2, bunga beraneka ragam, petak-petak sayuran, berbagai tanaman obat serta tanaman hias mengisi kebun karinda. Indah dan menyejukan mata bagi yang melihatnya. Untuk tempat penyuluhan disediakan saung terbuka dengan bangku-bangku panjang yang bisa memuat 40 orang.

Penyuluhan dibuka dengan teori pengomposan yang dibawakan oleh Bapak dan Ibu Djamaluddin. Setelah itu diputar VCD tentang cara pengolahan sampah organik di kebun Karinda yang diperankan oleh Bapak dan Ibu Djamaluddin serta Rano Karno. Selain mengolah sampah pekarangan menjadi kompos, dikenalkan juga keranjang takakura untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos.
Dilanjutkan acara diskusi yang menjawab seluruh pertanyaan dan pemasalahan mengenai pengkomposan.

Saat pelatihan peserta diberi kesempatan praktek memasukkan sampah rumah tangga ke komposter. Komposter untuk sampah rumah tangga selain menggunakan keranjang takakura juga dapat menggunakan gentong dan drum plastik bekas cat.

Untuk pengkomposan hasil pekarangan tersedia beberapa model bak pengomposan : terbuat dari tumpukan batu bata dengan dan tanpa semen, kayu atau bambu.
Setiap wadah atau kotak pengkomposan terdapat label berisi catatan tanggal dibuat dan tanggal dibalik. Perubahan warna daun yang semula hijau menjadi coklat kehitaman, perubahan bentuk dari daun yang lebar menjadi kecil dan terakhir menjadi butiran seperti tanah. Perubahan suhu pada minggu pertama, kedua, ketiga sampai menjadi kompos yang siap panen, bisa diamati dengan termometer. Saat mengaduk-aduk adonan kompos, akan terasa suhu adonan hangat atau panas, tidak tercium adanya bau busuk. Adonan terasa lembab, tidak terlalu kering maupun basah. Jika adonan yang masih panas diaduk-aduk, akan keluar uap air mengepul. Tidak ada bau menyengat dari senyawa amoniak, H2S (telur busuk) atau gas metan yang beracun. Bau yang tercium adalah bau humus.

Teknik pengomposan tidaklah rumit hanya memerlukan usaha dan waktu, selebihnya bahan organik secara alami akan mengalami peruraian oleh ratusan mikroorganisme menjadi kompos.
Pelatihan ini menggugah kami dan merupakan PR tersendiri bagi kami untuk ikut melestarikan lingkungan, peran serta harus dimulai dari diri sendiri, sebelum kami mampu menggugah dan memberdayakan masyarakat.

Untuk informasi mengenai pelatihan cara pengolahan sampah organik dapat menghubungi :
Bapak dan Ibu Djamaludin, Mantan Mentri Kehutanan
Kebun Karinda, Bumi Karang Indah Blok C2 No. 28, Lebak Bulus, Jakarta
Pelatihan daur ulang 2 x seminggu
Selasa pk. 9.00-11.00 dan Sabtu pk. 08.100.
Kelas terbuka, muat untuk 40 orang. Peserta harus daftar dulu, perorangan atau kelompok.
Melalui telp. 021-75909167.
Dapat diperoleh Keranjang Takakura dan VCD Cara Pengolahan Sampah Organik.

SIRIH MERAH SEBAGAI TANAMAN HIAS DAN OBAT TRADITIONAL

Tanaman Sirih merah (Piper crocatum) bukan hanya tanaman hias biasa, tetapi tanaman ini pun ampuh untuk menyembuhkan penyakit Diabetes mellitus dan tumor.

Selain DM dan tumor sirih merah juga dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit lain seperti penyakit jantung koroner, asam urat, hipertensi, peradangan organ tubuh (paru, ginjal, hati, dan pencernaan), serta luka yang sulit sembuh.

Segudang khasiat sirih merah itu disebabkan sejumlah senyawa aktif yang dikandungnya, antara lain flavonoid, alkoloid, polevenolad, tanin, dan minyak asiri. Senyawa flavonoid dan polevenolad bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan anti- inflamasi. Sedangkan senyawa alkoloid mempunyai sifat antineoplastik yang juga ampuh menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap.
Sirih merah dapat digunakan dengan cara merebus 1 – 3 lembar daun segar dalam 2 gelas air. Daun direbus sampai tinggal satu gelas. Air rebusan ini dibagi tiga dan diminum 3 kali sehari sebelum makan.
Hasil uji praklinis pada tikus dengan pemberian ekstrak sirih merah hingga dosis 20 g/kg berat badan, aman dikonsumsi dan tidak bersifat toksik.

Sirih ini tidak sulit dibudidayakan. Bahkan dalam pot pun dapat tumbuh subur. Ia tidak menyukai panas maupun air yang berlebihan.
Media tanamnya sederhana, yakni campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Tanaman disiram satu kali sehari, sedangkan untuk menghindari panas yang terlalu terik atau guyuran air hujan berlebihan, pot bisa dipindah ke tempat yang aman. Sirih merah dapat diperbanyak melalui cangkok. Medianya, kompos daun bambu yang dibungkus plastik bening. Semprot media cangkok satu kali sehari, dalam waktu 2—4 minggu, anakan sirih merah sudah bisa dipisahkan dari tanaman induknya.

Sunday, December 16, 2007

Cabang Baru

Untuk mempermudah anda membeli pot, pupuk, media tanam, obat-obatan, tanaman hias dan saprotan lainnya, maka pada tanggal 10 Maret 2008, kami membuka cabang baru di

Toko Dedaunan (2)
Jl. Raya Citayam no. 44b
depan kota kembang (Grand Depok City)
Depok
Telpon 021-33002334

Selama bulan Maret dan April 2008 kami memberikan potongan harga yang cukup menarik.

Kami tunggu kunjungan Anda ke toko kami.

Salam hangat

deDAUNan

1st Aniversary


Pada tanggal 25 November 2007 Toko Dedaunan berulang tahun yang ke-Satu
Pada hari tersebut kami mengundang keluarga, sahabat dan rekan-rekan, untuk ikut merayakan hari ulang tahun toko Dedaunan, dan mencicipi Nasi Tumpeng dan kue-kue kecil kami

Rasanya tidak mungkin toko kami dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan moral dan material dari orang tua dan saudara, dukungan juga banyak kami peroleh dari kerabat, tetangga, sahabat dan juga pelanggan setia kami.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung usaha kami sehingga kami bisa terus berjalan dengan baik selama ini dan semoga pada hari ulang tahun ini bisa menjadi pijakan untuk kami melangkah lebih maju lagi.

Dari sekedar hobi dan koleksi tanaman, kami mencoba menjual beberapa tanaman kami pada akhir pekan dibeberapa tempat. Melihat prospek yang cukup baik di bidang usaha ini kami memberanikan diri untuk membuka Toko Dedaunan pada akhir tahun 2006.
ah..... jalan masih panjang, banyak hal yang masih perlu ditambah dan diperbaiki kembali termasuk memperbaiki kualitas pelayanan dan produk.

Terima Kasih
Tetap Semangat untuk menghijaukan bumi kita tercinta
(stop global warming)

Wednesday, November 28, 2007



Untuk memenuhi permintaan konsumen saat ini yang menginginkan rumah yang asri, teduh dan menyenangkan, kami membuka toko baru yang menjual tanaman hias, pot, pupuk, media tanam dan peralatan pertamanan lainnya. Silakan datang ke toko kami untuk melihat-lihat berbagai keperluan yang anda butuhkan untuk membuat cantik rumah dan taman anda.










Hubungi Kami :


Karyono / Lina
Toko deDAUNan (1)
Jl. Prof. Lafran Pane No. 52 (Jl. RTM)
Kelapa Dua, Depok
Telp : 021-6889 5401

Toko deDAUNan (2)
Jl. Raya Citayam no. 44b
depan kota kembang (Grand Depok City)
Telp : 021-3300 2334

Rumah
Jl. Pemancar IX No. 8, Rt 02/013
Cimanggis Depok
Telp Rumah 021-8747516
Hp. 08128644053 / 08161470840

Anthurium


Jenmani

Black Beuty

Hookery Twister


Hookery Variegata


Jenmani Tanduk

No Name


Jenmani Black

Wave of love
(gelombang cinta)


Golok Silver


Jenmanisii


Hookery


Bibit Wave of love

Aglonema


Legacy


Siam Aurora


Srikit Thailand


Adelia


Butterfly


Black Lipstick

Thursday, November 30, 2006

Sanviera


Sanviera Chocina

Wednesday, July 12, 2006

foto toko deDAUNan




EUPHORBIA








Di Thailand tanaman ini dipercaya sebagai tanaman pembawa keberuntungan. Tanaman ini menyukai daerah panas dan akan tumbuh subur bila kena sinar matahari langsung. Bentuk dan warna bunga Euphorbia yang semarak ditunjang dengan bunga yang muncul secara bergantian sepanjang tahun membuat tanaman ini semakin sukai.

ADENIUM






Adenium yang juga dijuluki kamboja jepang, berasal dari daerah gurun pasir di Afrika. Dalam perkembangannya tanaman ini beken menjadi tanaman hias. Apalagi dengan kawin silang yang menghasilkan bunga yang sangat menarik dan bervariasi. Tanaman ini termasuk tanaman
unisex, disukai oleh pria maupun wanita.

Wednesday, June 14, 2006

POT, GERABAH,



Kami menyedikan berbagai macam pot dengan berbagai merek dan berbagai Ukuran
(Warna Hitam dan warna lainnya)



Merk
Angela, Global, Tulip, Cempaka, Blimbing, Garden, BP, Mawar, Stella, Claris, Lion Star, Phylia, Green Leaf.

Jenis Pot
Pot biasa
Pot dinding
Pot gantung
Pot ceper
Polybag

Ukuran
diameter 10 cm
diameter 15 cm
diameter 17 cm
diameter 20 cm
diameter 24 cm
diameter 30 cm
diameter 35 cm



GERABAH






Gerabah ukuran Kecil, Sedang dan Besar


ANEKA RAK



ANEKA MEDIA TANAM

Kiri Atas : Media Poros = campuran sekam + pupuk kambing + cocopeat
Kanan atas : Cocopeat



Kiri bawah : Pasir Malang
tengah bawah : Akar Pakis
Kanan bawah : Sekam bakar

ANEKA PUPUK DAN OBAT-OBATAN

Aneka Pupuk
Grow more
Gandasil
Dekastar
KCL
TSP
Urea
NPK 16:16:16
NPK Mutiara Pujib
Pupuk Kambing
Hiponex
Caviota

Obat-obatan
Decis - insectisida
Drusban - insectisida
Kelthane - insectisida
Azodrin - insectisida
Novel Gro - hormon pertumbuhan
ABG
Atonik
Curacron
Vit B

PERLENGKAPAN LAIN

Aneka Gunting
Steorofoam
Sprayer
Paranet
Plastik UV